KARO - Sebagian besar masyarakat memaknai Hari Guru Nasional sebagai momen untuk menyampaikan rasa terima kasih atas perjuangan Bapak dan Ibu guru dalam mengajar dan membimbing siswa.
Tidak hanya memberikan pemahaman tentang materi pelajaran, guru juga berperan untuk menjadi teladan bagi siswa, membimbing dan mendidik anak didik agar berperilaku baik.
Seperti dalam tradisi Jawa yang menyebut guru sebagai akronim dari “digugu lan ditiru” yang berarti orang yang dipercaya dan diikuti.
Sehingga Hari Guru Nasional (HGN) memiliki makna sebagai bentuk penghormatan dan untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru. Tentunya, setiap guru, siswa, sekolah, atau orang-orang sekitar memiliki cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan penghargaannya. Namun, bagaimanapun tradisinya yang terpenting adalah memaknai peringatan Hari Guru Nasional sebagai momen untuk menghargai peran Bapak dan Ibu guru dalam mengembangkan pendidikan.
Hal tersebut disampaikan Pemerintah Kabupaten Karo, dalam hal ini Bupati Cory Sebayang dan Wakil Bupati Karo, Theopilus Ginting, Sabtu (25/11-2023) di ruang kerjanya.
Disampaikannya, membahas mengenai makna Hari Guru Nasional pastinya tidak terlepas dari sejarahnya. Seperti Hari Guru Nasional diperingati bertepatan dengan hari lahirnya PGRI. Organisasi ini menjadi bukti semangat perjuangan para guru di zaman Belanda yang sebelumnya bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
PGRI didirikan untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan kegiatan dibidang pendidikan, serta bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperjuangkan kesejahteraan guru.
Hari guru merupakan peringatan bahwa jasa seorang guru begitu luar biasa dalam membangun negara Indonesia. Tanpa adanya peran guru, maka tidak akan pernah tercipta profesi tentara, polisi, dokter, suster, olahragawan, dan lainnya.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sudjono
|
“Selamat Hari Guru Nasional 2023” dan "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar", Ujar Bupati Karo Cory Sebayang.
(Anita Theresia Manua)